Antara Hang-Out dan Kesehatan

Kalau liat judulna, mungkin Anda pikir saia mau memposting hasil penelitian mengenai efek hang-out terhadap kesehatan.. Bukan.. Judul itu sekedar mewakili cerita saia hari ini. hehehehe...

Baru sadar,, akhir-akhir ini saia sering posting tema2 kesehatan di blog ini...
Sebenarna bukan sesuatu yang benar-benar kebetulan juga..
Mengingat usia saia sudah 4 tahun lebih menginjak kepala 2 lebih persisna 24 tahun 9 bulan 6 hari,, segala hal yang terkait dengan kesehatan semakin menjadi topik yang menarik di telinga dan pikiran saia..
Belum lagi kuliah juga seringkali terkait dengan hal-hal yang ujung-ujungna juga bersinggungan dengan kesehatan (ex : kualitas lingkungan yang buruk berdampak pada gangguan kesehatan manusia,, dll...dll...). Bahkan sampai ada mata kuliah yang jelas-jelas banget tentang kesehatan.. hohoho...

Tadi sore,, saia diajak teman-teman kuliah hangout bareng ke salah satu pusat perbelanjaan di Jogja. Niat awalna ci hanya sekedar cuci mata,, liat-liat barang-barang yang dijual di etalase,, nganter teman yang mau beli VCD tentang gunung berapi (walaupun pada akhirna,, teman saia itu malah beli barang lain...Zzzz...). Pas lagi jalan-jalan menyusuri lorong-lorong plasa,, Sempat ada toko yang menjual peralatan kesehatan (Kebanyakan bentuknya kursi relaksasi yang sering muncul iklanna di TV itu loh...) nawarin kami untuk tes gula darah dan asam urat. Satu teman saia tertarik untuk ikut sedangkan saia dan teman yang lain tidak terpikir sama sekali untuk mencoba. Cukup bayar 10ribu rupiah untuk tahu kadar gula darah, Kalo mau tes asam urat juga,, kudu tambah 10ribu lagi.. Tidak tahu deh harga itu termasuk murah atau mahal.. :D

Setelah puas cuci mata,, sebagai penutup kunjungan ke plasa,, biasana kan pengunjung bakal mencari stand food court baik untuk sekedar melepas dahaga atau bahkan mengisi perut yang umumna terasa kosong seabis berkeliling plasa. Saia dan teman-teman termasuk golongan yang kedua.. Hehehe... :p Singkat cerita, kami makan sambil bercerita apa-apa saja yang terlintas dalam benak kami masing-masing.. Sambil bersenda gurau tentuna... Teman yang sempat tes gula darah lalu mulai sharing beberapa hal yang dia ketahui tentang gula darah dan bagaimana si teman khawatir dengan hasil tes gula darahna yang menunjukkan angka 231. Teman saia itu bilang bahwa gula darah yang normal itu adalah pada angka 140.. Katanya lagi, umumnya, orang yang melakukan tes gula darah sesaat setelah makan akan menunjukkan hasil yang lebih tinggi. Hal yang membuat saia kemudian tertarik untuk tes gula darah adalah karena kemudian teman saia cerita bahwa kalo selama dua tahun seseorang berturut-turut dan konstan memiliki gula darah di level yang tinggi..(Mungkin lebih tinggi dari 140-180 kalo di tes tiap bulan) maka orang tersebut sudah bisa dibilang terkena diabetes... Wuihhh...jelas takutlah saia.. Sapa ci yang ga pernah dengar istilah diabetes plus dampak-dampak negatifna kalo jadi penderita... tapi tidak perlulah saia posting lengkap juga tentang diabetes di sini. Bisa dibrowsing sendiri via Mbah Google... :D

Selesai makan,, kami menyempatkan diri untuk kembali ke toko alat kesehatan yang tadi dan bilang kalo mau cek gula darah sekalian asam urat. Pikir saia,, sekalian saja tau semuana.. ^^  Kalo saja tadi juga ada cek kolesterol,, pasti juga saia ikuti deh... :D Sebelum pengecekan,, saia pastikan dulu bahwa alat suntik yang dipakai untuk cek itu sekali pakai buang dan bukan yang bekas pakai.. Prosedur aman kan memang begitu yaaa... =)

Hasil pengecekan,, gula darah saia 187 sementara asam urat 6,3. Kalo untuk asam urat,, ukuran yang normal pada wanita adalah 3-6.. kalo pria 4-7.. Wahhh, berarti untuk keduanya, saia sedikit melebihi batas... Teman saia mencoba menghibur.. katanya hasil saia cukup tinggi karena saia baru saja selesai makan.. Saia pribadi ci belum terlalu mengkuatirkan hasil ceknya,, tapi itu sudah cukup untuk jadi peringatan buat diri saia sendiri untuk mengurangi asupan makanan dan minuman yang bisa biQin gula darah tinggi.. Saia juga sudah cukup lama meninggalkan olahraga ni..

Wahhh,, semoga hasil cek tadi bisa jadi pemacu dan penyemangat saia untuk lebih peduli ma kesehatan diri sendiri dan dekat lagi dengan yang namanya olahraga. Apapun bentukna... Anda juga yaaa... =)

STUDI DINAMIKA PENULARAN DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KECAMATAN CENGKARENG KECAMATAN PALMERAH DAN KECAMATAN GROGOL PETAMBURAN PROPINSI DKI JAKARTA

Hohoho...kalau baca judulnya rasanya mantap banget yaaaa... =D
Sekedar ingin berbagi saja... 
Ini tugas yang saia buat semester lalu untuk kuliah Kesehatan dan Sanitasi Lingkungan di Program Pascasarjana Magister Pengelolaan Lingkungan (MPL) UGM.. Kami ditugaskan membuat proposal penelitian yang terkait dengan penyakit-penyakit bersumber hewan...

Setelah agak lama mencari, mencari, dan mencari bahan di internet bahkan ke perpustakaan kedokteran untuk mencari jurnal-jurnal demi mendapatkan tema proposal dan nama penyakit yang 'berkenan' di hati. Lebih tepatnya memastikan temanya bukan jenis penyakit yang sulit dicari literaturnya... hahahaha....

Akhirnya pilihan saia jatuh pada penyakit Leptospirosis.. Apa itu leptospirosis dan beberapa hal tentang penyakit yang namanya tampak keren ini, bisa dibaca dalam postingan berikut ini :


1.                  Latar Belakang
            Leptospirosis adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara tropis dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Berdasarkan cara penularannya leptospirosis merupakan direct zoonosis sebab tidak memerlukan vektor, dapat pula digolongkan sebagai amfiksenosa karena penularannya dapat berlangsung dari hewan ke manusia ataupun sebaliknya (Herawati, dkk, 2005). Hewan-hewan yang menjadi sumber penularan leptospirosis adalah tikus, babi, sapi, kambing, domba, kuda, anjing, kucing, serangga, burung dan insektivora seperti landak, kelelawar, dan tupai (Diarmita, 2005). Penyakit ini dapat berkembang menjadi epidemi di daerah perkotaan maupun pedesaan. Pada manusia umumnya terjadi setelah kontak dengan air tergenang yang terkontaminasi dengan kencing binatang  yang terinfeksi, atau mempunyai pekerjaan berhubungan dengan tanah basah yang terkontaminasi dengan Leptospira (Setiawan, 2006).
            Menurut International Leptospirosis Society, Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan angka kematian akibat leptospirosis relatif tinggi, yaitu berkisar antara 2,5% - 16,45% atau rata-rata 7,1% dan termasuk peringkat ketiga di dunia. Angka tersebut dapat lebih tinggi hingga mencapai 56% pada penderita yang telah berusia lebih dari 50 tahun (Fahmi, 2005).
            Pada musim hujan, di Jakarta dalam kurun waktu tahun 1998-1999 telah dirawat 51 orang penderita leptospirosis. Pada saat banjir melanda Jakarta tahun 2002, ditemukan lebih dari 100 orang penderita leptospirosis dan tujuh orang diantaranya meninggal dunia. Tahun 2004 pasca banjir, terindikasi 44 orang penderita leptosprosis dan sembilan orang diantaranya meninggal dunia sedangkan pada tahun 2005, tujuh orang ditemukan terjangkit leptospirosis (Zelvino, 2005). Hasil uji serologi penderita leptospirosis oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta menemukan penyebab leptospirosis di Jakarta adalah bakteri Leptospira bataviae (DInas Kesehatan DKI Jakarta, 2002).
            Daerah perkotaan di Jakarta yang hampir setiap tahun menjadi langganan banjir tentunya. Sanitasi dan kebersihan lingkungan menjadi hal yang jarang dijumpai pada daerah yang sering dilanda banjir. Seringnya kontak penduduk dengan air banjir menambah risiko kejadian leptospirosis menurut data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, leptospirosis merupakan penyakit akibat banjir yang menggemparkan saat terjadi banjir bulan Maret 2002 di Jakarta. karena banyaknya penderita yang meninggal. Dari 70 orang penderita leptospirosis, 17 orang di antaranya meninggal. Dari data yang terkumpul diketahui bahwa kasus leptospirosis ini dijumpai di seluruh wilayah DKI Jakarta, tersebar di 38 kecamatan. (DInas Kesehatan DKI Jakarta, 2002).
           
            Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Palmerah, dan Kecamatan Grogol Petamburan merupakan tiga kecamatan dengan kasus terbanyak leptospirosis saat banjir Jakarta tahun 2002. Ketiga kecamatan tersebut merupakan daerah langganan banjir hampir setiap tahun  di Jakarta. Penyakit leptospirosis diidentifikasi disebarkan oleh tikus, melalui air kencingnya yang ikut larut bersama air banjir. Kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit leptospirosis dan kondisi sanitasi yang buruk saat terjadinya banjir memperbesar risiko masyarakat tertular penyakit leptospirosis.

2.                  Rasionalitas
            Banjir dapat dipastikan setiap tahun terjadi di daerah Jakarta terutama di wilayah Kecamatan Cengkareng, Kecamatan  Palmerah, dan  Kecamatan Grogol Petamburan. Setiap kali pula kasus leptospirosis dilaporkan menjangkit masyarakat pengungsi banjir pada ketiga kecamatan tersebut. Untuk itu, diperlukan identifikasi faktor-faktor  risiko yang berasosiasi dengan kejadian leptospirosis di ketiga kecamatan tersebut melalui studi dinamika penularan leptospirosis. Melalui studi dinamika penularan leptospirosis dapat diidentifikasi faktor-faktor risiko yang terkait dengan kejadian leptospirosis pada Kecamatan Cengkareng, Kecamatan  Palmerah, dan Kecamatan Grogol Petamburan sebagai dasar dalam menentukan langkah-langkah yang harus diambil sebagai upaya pencegahan penularan leptospirosis serta penentuan infrastuktur yang dibutuhkan dalam penanggulangan leptospirosis. 
  
3.                  Rumusan Masalah
            Berdasarkan  latar belakang, maka permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah :
  1. Bagaimana dinamika penularan leptospirosis di Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Palmerah, dan Kecamatan Grogol Petamburan Propinsi DKI Jakarta?
  2. Apakah yang menjadi faktor risiko kejadian leptospirosis di Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Palmerah, dan Kecamatan Grogol Petamburan Propinsi DKI Jakarta?

4.                  Tujuan
            Tujuan dari diadakannya penelitian ini, adalah :
  1. Mengidentifikasi dinamika penularan leptospirosis di Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Palmerah, dan Kecamatan Grogol Petamburan Propinsi DKI Jakarta.
  2. Mengidentifikasi faktor risiko kejadian leptospirosis di Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Palmerah, dan Kecamatan Grogol Petamburan Propinsi DKI Jakarta?

5.                  Tinjauan Pustaka
            Leptospirosisi adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Leptospira sp. yang termasuk ke dalam ordo Spirochaetales, family Trepanometaceae berbentuk spiral (Alexander, 2002). Manifestasi klinis leptospirosis bervariasi dari leptospirosis ringan sampai berat. Umumnya leptospirosisi mempunyai tiga fase klinis yaitu fase leptospiremia, fase imun, dan fase penyembuhan.
  1. Fase leptospiremia ditandai oleh adanya leptospira di dalam darah dan cairan serebropinal. Fase ini berlangsung selama empat sampai sembilan hari yang berakhir dengan menghilangnya seluruh gejala tersebut secara sementara.
  2. Fase imun, berkaitan dengan munculnya antibody di IgM. Nampak gejala kerusakan ginjal, hati, uremia, dan ikterik. Dapat pula terjadi meningitis aseptic, gangguan mental, halusinasi dan psikosis.
  3. Fase penyembuhan biasanya terjadi pada minggu kedua sampai dengan minggu keempat. Demam serta nyeri otot masih dijumpai yang kemudia berangsur-angsur hilang (Soedin, 1999).
            Faktor-faktor prognostik yang berhubungan dengan kematian pada pasien leptospirosis adalah oliguria renal, hiperkalemia, hipotensi, ronki basah paru, sesak nafas, leukositosis > 12.900/mm2 , dan kelainan Elektrodiografi (EKG). Berdasarkan pendekatan diagnosis klinik dan penanganannya, beberapa ahli membagi menjadi leptospirosis anikterik dan leptospirosis ikterik.
 
Tabel 1. Perbedaan gambaran klinik leptospirosis anikterik dan ikterik
Sindrom, fase
Gambaran klinik
Spesimen lab.
Leptospirosis anikterik
fase leptospiremia (3-7 hari)
Demam tinggi, nyeri kepala, mialgia, nyeri perut, mual, muntah, conjuctival suffusion
Darah, cairan serebrospinal
Fase imun (3-30 hari)
Demam ringan, nyeri kepala, muntah, meningitis aseptik
Urine
Leptospirosis ikterik, fase leptsopiremia dan fase imun (sering menjadi satu)
Demam, nyeri kepala, mialgia, gagal ginjal, hipotensi, manifestasi pneumonia, hemoragik, leukositosis
Darah, cairan serebrospinal (minggu pertama) dan urin (minggu kedua)
Sumber: Sub Direktorat Zoonosis, 2002

Diagnosis leptospirosis dapat dibagi ke dalam tiga klasifikasi yaitu :
  • Suspek, bila terdapat gejala klinis, tanpa dukungan tes  labotatorium.
  • Probable, bila gejala klinis sesuai leptospirosis dan hasil tes serologi penyaring yaitu leptotek Dri Dot atau leptotek Lateral Flow.
  • Definitif, bila pemeriksaan laboratorium secara langsung positif atau gejala klinis sesuai dengan leptospirosis dan hasil tes MAT/ELISA menunjukkan adanya serokonversi atau peningkatan titer empat kali atau lebih rendah (Sub Direktorat Zoonosis, 2002).
Gejala klinis leptospirosis adalah sebagai berikut (Sub Direktorat Zoonosis, 2002):
·                                 Demam ringan atau tinggi, disertai menggigil yang bersifat remitten;
·                                 Nyeri kepala, dapat berat atau ringan disertai nyeri retro-orbital;
·                                 Badan lemah, anoreksia, mual, muntah, serta diare;
·                                 Kencing berkurang dan berwarna kecoklatan;
·                                 Adanya ruam makulopapular serta conjunctival suffusion;
·                                 Adanya nyeri otot dan nyeri tekan pada punggung, paha, dan betis;
·                                 Adanya splenomegali dan hepatomegali.
Faktor risiko adalah berbagai keadaan yang karena kuat atau lemahnya dapat berhubungan terhadap terjadinya suatu penyakit. Studi yang dilakukan pada suatu wilayah menunjukkan bahwa faktor risiko yang mempunyai hubungan dengan kejadian leptospirosis pada masyarakat adalah :
·         Hygiene perorangan yang berhubungan dengan jenis pekerjaan dan kebiasaan hidup sehari-hari.
·         Usia. Kasus penderita terbanyak pada usia 15-69 tahun (Murtiningsih, dkk, 2005).
·         Kualitas rumah mempengaruhi kejadian leptospirosis. Rumah yang berkualitas buruk akan memberi peluang reservoir untuk selalu berada didalam atau sekitar rumah. Kualitas rumah adalah kondisi fisik rumah yang didasarkan pada keadaan dinding rumah dan plafon yang baik (Waluyo, 1998).
·         Pengetahuan masyarakat akan leptospirosis meliputi pengetahuan tentang reservoir, cara penularan, pemberantasan, pencegahan ataupun pengobatan serta fungsi unit-unit pelayanan kesehatan masyarakat setempat akan turut mempengaruhi kejadian leptospirosis (Waluyo, 1998).
·         Lingkungan merupakan salah satu faktor risiko kejadian leptospirosis. Lingkungan yang buruk, seperti adanya genangan air, sampah, yang tidak dikelola dengan baik,daerah rawan banjir saat musim hujan, tanah yang lembab dan berlumpur akan meningkatkan kejadian leptospirosis. Karena pada lingkungan demikian sangat potensial bagi perkembangbiakan tikus sebagai reservoir dan Leptospira sp. Sebagai agen leptospirosis (Spira, 1998).

6.                  Landasan Teori
            Berdasarkan tinjauan pustaka, diperoleh landasan teori sebagai berikut :
  1. Faktor risiko adalah berbagai keadaan yang karena kuat atau  lemahnya dapat berhubungan terhadap terjadinya suatu penyakit. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian leptospirosis pada masyarakat adalah perilaku manusia, faktor lingkungan abiotik, serta lingkungan biotik (Ristiyanto,2005)
  2. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor risiko leptospirosis mempunyai hubungan dengan hygiene perorangan, umur, pekerjaan, kualitas rumah, pengetahuan, serta kondisi lingkungan (Fahmi,2005)
  3. Lingkungan biotik yang mempengaruhi kejadian leptospirosis meliputi pola tanam, kepadatan tikus, jenis tikus, dan vegetasi. Pola tanam yang intensif akan meningkatkan jumlah tikus karena tersedianya pakan, shingga tikus dapat berkembangbiak secara aktif sepanjang tahun. Lingkungan yang demikian akan memperbesar peluang penularan leptospirosis karena tingginya kepadatan dan jenis tikus (Sudarmaji, 2004).
  4. Studi dinamika penularan leptospirosis adalah penelitian berbagai faktor risiko yang berasosiasi terhadap kejadian leptospirosisi dengan mengkaji aspek perilaku manusia dan aspek lingkungan. Bertujuan untuk memperoleh informasi dalam rangka penetapan tindakan encegahan leptospirosisi, agar tidak menular pada masyararakat yang lebih luas (Ristiyanto, 2005).















7.                  Hipotesis
            Dari landasan teori di atas dapat dibuat hipotesis bahwa: faktor perilaku manusia, faktor lingkungan abiotik , faktor lingkungan biotik, dan faktor pelayanan kesehatan merupakan faktor risiko yang mempengaruhi tingginya kasus leptospirosis pada masyarakat di Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Palmerah, dan Kecamatan Grogol Petamburan.

8.                  Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Cengkareng, Kecamatan Palmerah, dan Kecamatan Grogol Petamburan Kota Jakarta Utara Propinsi DKI Jakarta dengan pertimbangan bahwa pada ketiga kecamatan tersebut ditemukan kasus leptospirosis terbanyak saat terjadi banjir di Jakarta tahun 2002.


9.                  Instrumen dan Subjek Penelitian
A.          Instrumen penelitian
·         Buku rekam  medik penderita leptospirosis yang bertempat tinggal di wilayah studi.
·         Kuisioner untuk mendapatkan informasi dari data primer dari responden yaitu masyarakat yang pernah menjadi penderita leptospirosis. Kuisioner dibuat terstruktur yang digunakan baik pada kasus maupun kontrol
·         Check list, yaitu lembar pertanyaan untuk pengamatan atau observasi lingkungan rumah yang ditempati oleh kasus maupun control.
·         Peralatan untuk keperluan menangkap sampel tikus yang berada di sekitar daerah kasus leptospirosis di wilayah studi.
·         Peralatan laboratorium untuk keperluan pemeriksaan darah sampel tikus yang ditangkap.
B.         Subjek penelitian
·         Penderita leptospirosis yang bertempat tinggal di wilayah studi yang pernah mendapatkan perawatan dan terdata di Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan rumah sakit.
·         Lingkungan abiotik dan lingkungan biotik yang pernah mengalami kasus leptospirosis di wilayah studi.
·         Pelayanan kesehatan yang tersedia di wilayah studi.

10.                  Cara Penelitian
A.     Pengambilan sampel
·         Dalam penelitian ini, untuk keperluan pengumpulan data dari penderita leptospirosis tidak menggunakan sampel melainkan mendata keseluruhan populasi penderita leptospirosis yang bertempat tinggal di tiga kecamatan yang menjadi wilayah studi. Penentuan populasi berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan rumah sakit yang pernah menerima pasien leptospirosis dari wilayah studi sejak tahun 2005-2009.
·         Pengambilan sampel tikus dilakukan dengan penentuan sampel teknik cluster sampling. Lokasi penangkapan tikus dan penyebaran alat penangkap tikus dilakukan pada titik-titik tertentu yaitu di sekitar lokasi tempat tinggal penderita leptospirosis yang didata di wilayah studi.
B.     Metode pengumpulan data
Dalam pengambilan data, teknik yang digunakan antara lain :
·         Studi literatur yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi terkait penyakit leptospirosis dan bermanfaat untuk menentukan variable-variabel yang akan diteliti.
·         Data sekunder dan institusional yaitu data rekam medik penderita leptospirosis yang berasal dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta serta rumah sakit yang pernah menangani pasien penderita leptospirosis yang berasal dari wilayah studi sejak tahun 2005-2009.
·         Pengukuran dan pengamatan di lapangan untuk mengidentifikasi lingkungan biotik dan abiotik di wilayah studi.
·         Kuesioner dan wawancara terstruktur kepada masyarakat yang pernah terjangkit leptospirosis yang bertempat tinggal di dalam wilayah studi untuk mendapatkan data primer mengenai perilaku kasus.
C.     Jalannya penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, peneliti melakukan beberapa tahapan penelitian, yaitu :
a)      Tahap persiapan
·   Identifikasi dan merumuskan masalah
·   Mengumpulkan data sekunder berupa studi literatur dan data rekam medik serta data penderita leptospirosis dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan rumah sakit
·   Pembuatan proposal penelitian da hipotesis penelitian
·   Persiapan penelitian berupa instrument penelitian dan kebutuhan administrasi untuk kelancaran penelitian
b)      Tahap pelaksanaan survey
·   Survey primer yaitu pengamatan di lapangan, penangkapan sampel tikus, kuesioner dan wawancara terstruktur dengan penderita leptospirosis di wilayah studi, dan pemeriksaan laboratorium sampel-sampel tikus yang telah ditangkap
·   Tabulasi dan pengolahan data hasil survey
c)      Tahap analisis dan kesimpulan
·   Data hasil survey yang telah ditabulasi dan diolah lalu digunakan untuk proses analisis
·   Uji hipotesis untuk membuktikan apakah perilaku manusia, lingkungan abiotik dan biotik serta pelayanan kesehatan di wilayah studi menjadi faktor risiko kejadian leptospirosis di wilayah studi.
·   Menganalisis dinamika penularan leptospirosis di wilayah studi dan kecenderungan tingkat risiko yang ditimbulkan.
D.     Metode analisis dan interpretasi data
·         Analisis deskriptif dimana data hasil tabulasi disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, tabulasi silang dan prosentase lalu dijelaskan untuk memperoleh gambaran mengenai hasil survey dan mempermudah dalam penyampaian informasi dari data survey.
·         Analisis evaluatif berupa analisis univariat dan bivariat untuk menguji hipotesis mengenai faktor risiko terhadap kejadian leptospirosis di wilayah studi. Analisis regresi multivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan beberapa variabel bebas dan mengestimasi besarnya resiko (Odds Ratio) dari faktor penyebab terhadap kejadian leptospirosis dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 dan tingkat kepercayaan 5 %.


DAFTAR PUSTAKA

Alexander, D. Aaron, 2002. Clinical Microbiology (Leptospira).  Emory University School of Medicine, Atlanta, Georgia. American Society for Microbiology. Washington, D.C.
Diarmita, I. K., 2005. Prevalensi Leptospirosis pada Sapi Bibit di Pulau Lombok. Program Pascasarjana Sains Veteriner, Unversitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Dinas Kesehatan DKI Jakarta, 2002. Menanggulangi Masalah Kesehatan Akibat Banjir. Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Jakarta.
Fahmi, 2005. Mewaspadai Leptospirosis di Musim Hujan. http://www.suarakaryaonline.com. Diakses pada tanggal 19 Mei 2010.
Herawati, L., dkk, 2005.Kajian Kasus Leptospirosis di Kota Semarang dan Kabupaten Demak. Informasi Kesehatan Dinas Kesehatan, Jawa Tengah.
Murtiningsih, Berty, 2003. Faktor Risiko Leptospirosis di Propinsi Yogyakarta dan Sekitarnya. Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Ristiyanto, 2005. Pencegahan Leptospirosis Melalui Pengendalian TIkus.  Modul Kuliah Promosi dan Proyeksi Kesehatan Tropis. Balai Penelitian Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga. Jawa Tengah.
Rusmini, 2006. Studi DInamika Penularan Leptospirosis di Desa Bakung Kecamatan Jogonalan Kabupaten Klaten Propinsi Jawa Tengah. Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Tropis, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Soedin, K., dkk, 1999. Leptospirosis. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Sub Direktorat Zoonosis Ditjen PPM dan PLP, 2002. Penanggulangan Leptospirosis di Indonesia. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Waluyo, Hestu. 2005. Hubungan Fakto-Faktor Pengetahuan Persepsi dan Perilaku Pendidikan dengan Kejadian malaria di Kecamatan Kokap Kabupaten Kulonprogo. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Zelvino, Evi. 2005. Tujuh Orang Terjangkit Leptospirosis. http://www.tempointeraktif.com. Diakses pada tanggal 20 Mei 2010.


Puji Tuhan... \\(^_^)//
Proposal ini sudah cukup membantu saia untuk mendapatkan nilai yang cukup membuat saia tersenyum senang.. =) Semoga bermanfaat..

Lecithin dalam Kacang Kedelai : Segudang Manfaat dan Khasiatnya

Malam ini aq menghabiskan waktu dengan browsing banyak hal mengenai suplementasi dan kesehatan. Dari sekian banyak artikel yang dibaca,, aq nemu 1 artikel tentang kacang kedelai yang punya kandungan bernama LECITHIN yang ternyata banyak banget manfaat dan khasiatnya buat tubuh... Berhubung aq ngerasa artikelnya bagus banget,, jadi ga ada salahnya di re-post.. Semoga bermanfaat.. ^_^ (eitsss..Tentu saja,, aturan re-post ga boleh dilupain..cantumkan sumber postingan kannn?!!  hehehe.. tapi aq juga tidak bilang kalau sumber yang dicantumkan memang postingan asli artikelnya yaaaa...) SELAMAT MEMBACA..

Sumber : http://peanutnute.multiply.com/item/reply-to-message/peanutnute:reviews:4

Kacang kedelai adalah satu-satunya dunia tumbuhan yang memiliki protein sangat besar karena memiliki kadar protein 11 kali lebih banyak dari susu, 2 kali lebih banyak dari daging dan ikan, 1½ kali lebih banyak dari keju, dan yang paling penting adalah mengandung lecithin. Sedangkan unsur-unsur yang terdapat pada lecithin antara lain :

Alfa karoten Kalium Phosphatidylinositol
Alfa tokoferol Kalsium Phospholipids
Alfa tokotrienol Karoten Phosphorus
Arginin Lignin Phylloquinone
Asam Amino Linoleat (omega 6) Pirikdoksin
Asam Folat Linolenat (omega 3) Polyunsaturated fat
Asam Pentotenat Lipid content Potassium
Beta karoten Lysin Retinol
Beta tokotrienol Magnesium Riboflavin
Biotin Mangan Sistein
Boron Metheonin Sistin
Choline Moisture Soybean oil
Choline bitartrate Molibdenum Sphingomyelin
Choline chlorida Monounsaturated fat Stearic
Fatty acid content Niacin Sulfur
Ferrum Oleat (omega 9) Thiamin
Fosfor Palmitic Threonin
Histadin Phenillanin Tourin
Inositol Phosphatides Triptofan
Isoflavon Phosphatidylcholine Valin
Isoleosin Phosphatidylethanolamine Zinc


LECITHIN UNSUR DASAR PEMBENTUK SEL-SEL TUBUH
Lebih dari 50% membran sel tubuh terdiri dari phospholipid, tanpa adanya lecithin pembentukan membran sel tidak akan terjadi. Menurut Dianne Craft, MA bila otak manusia dikeringkan dan dianalisa maka 30 % jaringan sel-sel otak manusia merupakan unsur lecithin, juga pada hati, limpa, empedu, jantung, ginjal, pangkreas, serta organ penting lainnya mengandung lecithin, sehingga jika tubuh kekurangan lecithin maka akan mudah terjangkit penyakit pada organ-organ tersebut, serta penyakit lain yang mengikutinya seperti : diabetis, darah tinggi, jantung, kanker, autoimmune, multiple sklerosis, rheumatoid arthritis, fibrocystic breast, parkinson, stroke dan sebagainya juga kelelahan fisik, mental, syaraf serta sulit untuk mengingat dan menjadikan seseorang akan mudah tersinggung serta depresi.
Lecithin merupakan salah satu komponen yang berfungsi dalam pembuatan dan aktivitas berbagai hormon dalam tubuh seperti hormon adrenalin, hormon thiroid, hormon seks.

LECITHIN MERUPAKAN SUMBER CHOLINE
Choline dalam bentuk Phosphotidilcholine sangat berfungsi dalam pembentukan sel-sel membran tubuh. Tanpa Choline metabolisme tubuh juga akan terganggu karena lemak akan terperangkap dihati. Lecithin merupakan sumber choline yang merupakan nutrisi untuk digunakan memenuhi kebutuhan acethycholine (Ach) dalam tubuh. Emmert dan kawan-kawan menyatakan dalam tulisannya, bahwa pada sebuah penelitian dikatakan lecithin menyediakan suatu persediaan bio yang banyak dari choline.
National Academy of Sciences, USA menyatakan bahwa choline berefek meningkatkan kesehatan, memperbaiki otak, meningkatkan daya ingat, meningkatkan dan memperbaiki fungsi lever, jantung dan alat reproduksi.

LECITHIN SUMBER INOSITOL
Inositol memiliki fungsi yang mirip dengan Choline, Inositol juga merupakan komponen struktural dari phospholipid yang ditemukan pada seluruh sel-sel tubuh. Inositol seperti halnya choline memiliki pengaruh “lipotropik” menjaga lemak agar tetap cair sehingga melancarkan aliran lemak menuju dan dari hati. Kekurangan Inositol akan menjadikan banyak kelainan pada tubuh terutama pada hati seperti terjadinya cirrosis hepatis serta penyakit-penyakit hati yang lain.
Kekurangan Inositol juga berdampak buruk pada penderita diabetes, karena sel-sel syaraf yang kekurangan inositol akan mengakibatkan penurunan fungsi, sehingga menjadikan komplikasi pada penderita diabetes yang sering disebut diabetes neoropathi.

LECITHIN SEBAGAI ANTIOKSIDAN
Hampir semua penyakit berawal dari oksidator jahat yang tidak dapat ditanggulangi oleh superoksid dismutase (SOD) katalase, dan glutation peroksidase (GSH). Penambahan lecithin akan memperbaiki sistim antioksidan pada superoksid dismutase (SOD) karena lecithin merupakan komponen struktural pada SOD. Selain itu lecithin memiliki kandungan Alfa karoten, Alfa tokoferol, Alfa tokotrienol, Beta karoten, Beta tokotrienol, retinol dll. yang merupakan antioksidan untuk menjaga keseimbangan tubuh serta melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan akibat oksidator jahat lainnya.
Penambahan lecithin sebagai antioksidan akan menjaga tubuh dari serangan radikal bebas, lecithin akan melapisi membran sel tubuh dari organ-organ penting seperti otak, jantung, hati, paru-paru, ginjal dan serabut-sarabut syaraf manusia, juga pada kulit tubuh dengan selaput tipis untuk menjaga dan mengantisipasi kedatangan para oksidator pemberontak. Dan yang jelas selain sebagai antioksidan zat pelengkap pada kandungan lecithin kacang kedelai merupakan unsur paling essensial bagi pembentukan sel serta organ tubuh yang sangat penting, sehingga akan memberikan 1001 manfaat kesehatan dan pengobatan yang amat luar biasa bagi tubuh.
Dalam hal ini Dr. Lester M. Morrison telah melakukan analisis dan evaluasi selama bertahun-tahun, serta mengatakan bahwa “Saya yakin kalau lecithin adalah salah satu senjata kita paling ampuh melawan berbagai macam penyakit, serta sebuah benteng paling istimewa …”.

MENINGKATKAN IMUNITAS DALAM TUBUH
Jika kita mengkonsumsi lecithin secara rutin kandungan isoflavon, piridoksin, karoten dan kandungan lain pada lecithin akan menjadikan regulator ketahanan tubuh meningkat dengan pesat. Menurut Dr. Lester M. Morrison dalam penelitiannya menyatakan bahwa kandungan lecithin pada kacang kedelai memiliki kemampuan yang luar biasa untuk meningkatkan kandungan gamma globulin dalam protein darah. Gamma globulin dikenal sebagai kekuatan untuk perlindungan dari berbagai serangan infeksi dan virus dalam tubuh.
Dalam hal ini Dr. Lester M. Morrison mengatakan “Lecithin adalah …. benteng paling istimewa menahan terbentuknya pengerasan pembuluh nadi dan segala komplikasi jantung, otak serta ginjal”. Dalam penelitiannya, darah dari pasien-pasiennya yang mengkonsumsi ini ditemukan adanya imunitas terhadap infeksi virus serta terhadap pneumonia.

LECITHIN UNTUK MENANGGULANGI KOLESTEROL
Tubuh manusia memerlukan kolesterol sebanyak 1/3 dari makanan sehari-hari. Fungsi kolesterol sebagai pembentukan hormon seks, hormon adrenal, vitamin D serta cairan empedu. Kolesterol juga berperan untuk mempertebal serta memperkuat dinding pembuluh darah yang tipis agar tidak mudah pecah. Dr. Daniel Steinberg, profesor dibidang pengobatan pada Universitas California di San Diego mengatakan, bahwa oksidasi kolestrol LDL merupakan faktor utama dalam aterosklerosis dan penyakit arteri koroner yang bisa mengakibatkan serangan jantung dan stroke.
Lecithin sebagai antioksidan mampu menjaga kolestrol LDL untuk tidak teroksidasi, namun jika kolestrol LDL atau tumpukan partikel berlemak teroksidasi dan menggumpal mengakibatkan pengerasan pembuluh nadi (atherosclerosis) maka licithin sanggup memecahkannya menjadi partikel-partikel kecil, hal ini bisa dilakukan lecithin karena lecithin memiliki unsur Cholin dan Inositol yang mampu mengendalikan lemak dan mengemulsi untuk dikeluarkan dari tubuh, serta mampu mencegahnya, sehingga menjadikan peredaran darah keseluruh tubuh berjalan lancar, tanpa hambatan.

LECITHIN UNTUK MENGATASI BATU EMPEDU
Empedu adalah cairan yang diproduksi oleh hati yang memiliki warna kuning kehijauan dengan komposisi Kolesterol, lecithin, lemak dan garam organik serta tersimpan dalam kantung empedu. Cairan kolestrol dalam kantung empedu harus selalu dijaga dalam posisi tetap cair, untuk mempertahankan kolestrol dalam empedu agar tetap cair serta tidak mengkristal maka diperlukan lecithin karena mengandung inositol dan alfa tekoferol yang berfungsi agar cairan tetap dalam posisi cair.
Dr. R.K. Tompkins dan koleganya di Sekolah tinggi Medis Universitas Negara bagian Ohio, pada pertemuan tahunan Federasi Masyarakat Amerika Untuk Biologi Eksperimen menyatakan lecithin dapat menghindari batu empedu, para peneliti ini melaporkan bahwa lebih dari 90% batu empedu yang diderita manusia terutama terbentuk dari kolesterol yang mengkristal. Pemeliharaan kolesterol dalam bentuk cair didalam air empedu adalah kunci pencegahan pembentukan batu empedu.

LECITHIN UNTUK MELINDUNGI KARDIOVASKULER
Penyakit jantung koroner ditimbulkan karena penyempitan pembuluh arteri koroner yang mengalirkan darah menuju jantung dengan membawa oksigen dan nutrisi, bila penyumbatan itu menjadi parah maka mengakibatkan serangan jantung. Demikian pula jika darah yang mengangkut oksigen dan nutrisi menuju otak dari arteri koroner mengalami penyumbatan maka bisa menjadikan seseorang terkena serangan stroke.
Lecithin merupakan nutrisi sumber choline sehingga lecithin sering disebut Phosphatidylcholine. Dengan menambahkan lecithin kepada penderita jantung koroner maka akan terpenuhi unsur choline yang dibutuhkan oleh nadi koroner yang mengkerut supaya mampu aktif kembali. Lecithin sebagai antioksidan akan mengikat segala bentuk radikal bebas yang akan mengikat LDL serta dengan zat Cholin dan Inositol akan mampu melarutkan sel busa yang menempel serta menyumbat arteri koroner sehingga jantung dapat bekerja secara normal kembali.

LECITHIN UNTUK MELAWAN KANKER
Prof. Packer menekankan bahwa radikal bebas oksigen merupakan ancaman utama dalam kesehatan manusia, radikal hidroksil mempunyai sifat yang sangat merusak. Radikal hidroksil bersama molekul oksigen tidak stabil lainnya telah dikaitkan dengan penyakit berat, termasuk kanker, dengan cara menyerang inti sel tubuh serta merusak DNA serta menyebabkan mutasi sel sebagai fase awal dimulainya sakit kanker.
Lecithin merupakan komponen struktural pada superoksid dismutase (SOD) yang akan mencegah radikal hodroksil menyerang tubuh, disamping itu lecithin memiliki kemampuan untuk mengubah radikal superoksid menjadi hidrogen peroksid dan selanjutnya melalui proses lagi diubah menjadi air dan oksigen. Lecithin juga memiliki kandungan alfa karoten yang dikenal sebagai anti kanker.
Alfa karoten merupakan salah satu antioksidan yang dikandung licithin dan bisa diandalkan untuk menghadapi kanker, juga sebagai antikarsinogen yang akan menghalangi pembentukan senyawa kimia karsinogen dilambung serta mampu melindungi DNA dan lipid membran sel tubuh dari kerusakan oleh oksidator, serta kandungan Isoflavon pada lecithin meningkatkan fungsi kekebalan tubuh dengan meningkatkan kandungan gamma globulin.

LECITHIN UNTUK PENDERITA DIABETES
Diabetes adalah penyakit yang disebabkan karena penderita tidak dapat memindahkan gula atau glukosa dari darah kedalam sel, dimana oleh sel digunakan sebagai energi dalam melakukan tugasnya seperti bernafas, bekerja dan sebagainya. Tidak dapat masuknya Glukosa atau karbohidrat kedalam sel disebabkan karena fungsi kelenjar pangkreas terganggu sehingga tidak dapat mempruduksi insulin. Insulin berfungsi sebagai pembuka jalan masuknya gula pada darah atau karbohidrat untuk masuk kedalam sel, jika produksi insulin terganggu maka sel tidak dapat menyerap karbohidrat sehingga sel akan mengalami kelaparan.
Mengapa pankreas tidak dapat memproduksi insulin? Karena pankreas kekurangan lecithin. Lecithin sebagai antioksidan mampu menjaga sel-sel pada pankreas untuk tidak mengalami kerusakan akibat oksidasi, serta mampu meregenerasi sel-sel yang rusak dengan cepat sehingga ketika pankreas diberi tambahan lecithin maka sel-sel pankreas akan berfungsi baik kembali serta dengan bantuan lecithin pula insulin mampu diproduksi kembali secara maksimal.
Menurut Dr. Dietrick dari El-Paso, Texas melaporkan bahwa dia berhasil menyembuhkan banyak pasien diabetes dengan 6 sendok makan lecithin setiap hari. Sehingga penambahan insulin-nya secara berangsur-angsur berkurang, dan akhirnya para pasien tersebut mampu kembali ke diet normal.

LECITHIN UNTUK PENDERITA GAGAL GINJAL
Ginjal merupakan organ ekskresi terpenting dalam memper-tahankan integritas cairan intraselulair agar tetap seimbang, bila terjadi gangguan faal ginjal, terutama faal ekskresinya, maka pembuangan kelebihan cairan atau zat yang tidak termetabolisme akan menjadikan gangguan, sehingga bahan-bahan tersebut akan menumpuk didalam badan dan berdampak sangat buruk.
Gagal ginjal faktor utama diantaranya disebabkan karena oksidasi pada faal ginjal, penambahan lecithin yang juga merupakan antioksidan mampu mengikat radikal bebas serta meregenerasi dan menjaga sel-sel ginjal untuk tidak dirusak oleh oksidator untuk dia ikat, sehingga ginjal dapat tetap memiliki unsur-unsur yang penting sehingga mampu bekerja secara normal.
Dr. Lester M. Morrison mengatakan “Lecithin adalah salah satu senjata kita yang paling ampuh melawan berbagai penyakit, dia merupakan benteng paling berharga menahan terbentuknya pengerasan pembuluh nadi dan segala komplikasi jantung, otak serta ginjal”.

LECITHIN UNTUK IMPOTENSI DAN LEMAH SYAHWAT
Dalam sebuah jurnal tentang lecithin diberitakan bahwa lecithin sering digunakan oleh bintang-bintang film porno sebagai suplemen untuk menahan ejakulasi dini serta menghasilkan sperma yang banyak, dan lecithin akan memperlancar peredaran darah pada pembuluh darah penis serta akan mampu melakukan ereksi dengan maksimal.
Dengan menambahkan lecithin sebagai suplemen yang memiliki berbagai kandungan yang sangat istimewa maka akan mampu mengatasi lemah syahwat serta mengobati impotensi.

MAMPUKAH LECITHIN MENANGGULANGI HIV & AIDS ?

Pada konferensi yang dilakukan oleh Lembaga Kesehatan Nasional Amerika pada bulan november 1993, para ilmuwan melaporkan hasil penelitian yang mengaitkan virus AIDS dengan gerak radikal bebas yang berlebihan didalam tubuh. Dengan penyakit ini mereka menekankan bahwa radikal bebas akan melemahkan dan menghancurkan sistem imunitas tubuh.
Dalam pertemuan tersebut mereka mengajukan makalah yang mencakup penemuan-penemuan berikut :
Ø Studi Harvard menunjukkan bahwa penggunaan antioksidan dapat menghentikan kelainan komunikasi antar sel tubuh yang disebabkan dengan adanya virus HIV.
Ø Study Johns Hopkins School of Hygiene and Publick Healt menemukan adanya kekurangan karoten diantara para pasien AIDS.
Ø Para ilmuwan dalam konferensi tersebut menyatakan bahwa terapi antioksidan, cocok untuk mereka yang mengidap AIDS guna memerangi aktivitas radikal bebas dan respon imun yang menurun berkaitan dengan penyakit tersebut.
Lecithin kacang kedelai yang mengandung alfa karoten, alfa tekoferol, alfa tokotrienol, beta tokotrienol dan beta karoten merupakan anti oksidan yang bisa diharapkan untuk melawan radikal bebas pada penderita HIV serta AIDS.

UNTUK MEMBANGUN KECERDASAN DAN DAYA INGAT
Lecithin sangat bermanfaat untuk tumbuh kembangnya seorang anak, karena memiliki kandungan nutrisi, serta vitamin yang diperlukan seorang anak Lecithin memiliki kandungan Asam Linolenat, Asam Linoleat, serta Asam Oleat yang amat sangat diperlukan dan dibutuhkan seorang anak guna perkembangannya, agar tampil sehat, cerdas serta pintar.

LECITHIN MENANGGULANGI KETAGIHAN NARKOBA DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS SERTA MENTAL
Salah satu fungsi hati selain memproduksi lecithin adalah detoksikasi racun pada tubuh serta membentuk antibodi, namun fungsi ini akan menurun jika sel-sel hati mengalami kerusakan akibat minuman keras (miras) narkotika dan obat terlarang (narkoba).
Dalam beberapa kasus pecandu narkoba yang telah ketagihan maka jika tidak mengkonsumsi narkoba maka tubuh akan terasa sakit serta ngilu dan pada sebagian orang ada yang merasakan menggigil panas dingin.
Pecandu miras dan narkoba menjadi sangat tergantung terhadap miras dan narkoba sebab barang haram tersebut menjadikan konsumsi oksigen syaraf dan otot dalam tubuh bertambah meningkat, serta membangkitkan oksidator oksigen untuk mengikat berbagai sel-sel tubuh sehingga menjadikan syaraf-syaraf tubuh bekerja lebih keras untuk menanggulangi.
Ketika seseorang menghentikan mengkonsumsi maka syaraf yang masih bekerja keras akibat terikat radikal bebas karena dipicu penggunaan oksigen yang berlebihan pada syaraf dan otot dari pengaruh sisa-sisa sebelumnya, menjadi sangat kelaparan dan terasa sakit sehingga membutuhkan tambahan dari luar yang seharusnya berupa antioksidan untuk menghadapi radikal bebas yang aktif mengikat syaraf-syaraf tubuh, namun para pengguna miras dan narkoba justru menambah barang haram lagi agar tubuh tidak terasa sakit, maka radikal bebaspun akan semakin meningkat dan membikin masalah yang lebih jauh.
Sementara itu produksi lecithin dihati akan mengalami kekurangan sebab terganggu oleh miras dan narkoba, karena lecithin sebagai unsur dasar phospholipid yang seharusnya bekerja bagi seluruh sel-sel tubuh tidak mampu untuk mencukupi kebutuhannya sendiri bagi hati, sehingga tubuhpun akan rusak akibat oksidan bersamaan dengan rusaknya hati
Minuman keras dan narkoba merupakan pemicu meningkatnya radikal bebas yang mengakibatkan sel-sel hati dan susunan syaraf menjadi rusak.
Dalam penanggulangan narkoba dan miras penambahan lecithin sangat berperan aktif sebagai penawar racun.karena lecithin memiliki kandungan Molibdenum yang berfungsi sebagai penawar racun alkohol dan obat-obatan.
Adapun untuk regenerasi sel guna mengembalikan fungsi hati yang rusak akibat para oksidator maka diperlukan thiamine, karena thiamine berfungsi untuk membangun sel-sel hati.
Guna mempermudah penyerapan thiamine maka diperlukan lecithin tambahan, karena lecithin selain mengandung thiamine juga berfungsi membantu thiamine dalam menyusun kembali sel-sel hati yang rusak sehingga bisa berjalan dengan baik serta diikuti kesehatan tubuh yang lain. Jika kekurangan lecithin maka proses pengembalian sel-sel hati tidak bisa terpenuhi.
Telah dicoba menambahkan lecithin pada 12 penderita kecanduan narkoba yang merasakan kesakitan di seluruh tubuhnya, serta ada yang menggigil panas dingin. Dari 12 orang tersebut, semua mengalami perkembangan baik serta tidak mengalami sakit-sakit kembali akibat kecanduan.
Ketika pecandu mengalami sakit ditubuhnya, maka diminumi 2-3 sendok makan lecithin dan dalam waktu 15 – 30 menit maka sakit akan berkurang serta hilang. Dengan minum lecithin secara teratur 6 sendok makan setiap hari selama minimal 3-4 minggu maka tubuh akan mengalami perasaan lebih baik.
Dari 12 pecandu narkoba ada 4 orang pengguna narkoba sudah ada yang sangat parah sampai mempengaruhi syaraf-syaraf otak sehingga mengalami gangguan mental dan perilaku. Namun kini telah mengalami kemajuan pesat dan mampu berfikir dengan lebih baik setelah terapi lecithin.
Miras dan narkoba ketika dikonsumsi; baik ditelan, dihisap, suntikan atau dalam bentuk lain, maka setelah masuk kedalam tubuh akan diproses didalam hati, namun racun-racun tersebut tidak bisa dicerna oleh hati bahkan merusak hati.
Ketika oksidator racun yang tidak dapat dicerna oleh hati dibawa oleh darah dan sampai pada syaraf pusat (otak) maka akan mengganggu sistem syaraf transmiter sel-sel otak, serta mengikat unsur-unsur sel disana sehingga akibat gangguan ini maka timbul gangguan mental dan prilaku.
Lecithin sangat membantu dalam meregenerasi dan mempertahankan kehidupan sel otak yang rusak oleh faktor minuman keras, narkoba ataupun yang lain seperti stress, depresi, serta gangguan mental.

LECITHIN UNTUK MENANGGULANGI STRESS
Stress disebabkan karena otak tidak mampu mensinergikan pesan-pesan dari komunikasi tubuh akibat tekanan dari pikirannya sendiri maupun dari unsur luar.
Dalam kondisi stress dan depresi syaraf dan otot manusia dalam menggunakan oksigen meningkat menjadi seratus hingga duaratus kali lipat daripada dalam kondisi normal sehingga peningkatan oksigen memicu produksi radikal bebas menjadi meningkat pesat sehingga akan mengikat unsur-unsur penting dalam tubuh serta menimbulkan ketegangan-ketegangan pada otot dan syaraf-syaraf yang dapat mengakibatkan terjadinya penyakit lain, bahkan jika radikal bebas akibat stress ini menyerang inti sel maka bisa menimbulkan sakit kanker, dengan alasan inilah maka banyak studi yang mengaitkan kondisi stress dengan serangan jantung dan kanker.
Stress merupakan gangguan emosional yang diakibatkan karena saraf simpatik dan para simpatik tidak seimbang, karena acetycholine (Ach) yang digunakan otak untuk mengatur seluruh susunan syaraf mengalami kekurangan choline.
Lecithin dengan unsur choline-nya akan menyeimbangkan acetycholine (Ach) yang merupakan substansi dari penyebaran seluruh sistim syaraf tubuh untuk mengadakan pesan-pesan komunikasi keseluruh tubuh yang dilakukan oleh otak guna mengatur, menyeimbangkan dan mengontrol sistim panca indra dan otak itu sendiri.
Dalam jurnal yang ditulis Dianne Craft, MA. Telah dilakukan penelitian informal oleh beberapa dokter untuk membantu pasien mereka yang menderita berbagai macam kerusakan sistem motorik pada otak, para dokter ini memberikan lecithin pada mereka serta menemukan kemajuan dan perbaikan.
Dalam penelitiannya Dr. Edward Hewwit mengatakan bahwa dia telah mengamati kemajuan pesat serta kesembuhan total pada pasiennya dalam kasus gangguan mental dan psikologis setelah secara rutin dan mencukupi menambahkan lecithin cair pada makanannya.

LECITHIN OBAT AWET MUDA, KEPIKUNAN DAN PANJANG UMUR
Pada proses penuaan normal selalu dihubungkan dengan kondisi perubahan pada kulit, rambut serta mental yang berkaitan dengan kepikunan (demensia) dan berkurangnya atau melemahnya fungsi organ-organ tubuh.
Proses penuaan terjadi karena sel-sel tubuh dirusak oleh oksidan atau radikal bebas sehingga sel-sel tubuh menjadi tidak normal serta mengakibatkan gangguan metabolisme seluruh tubuh dan fungsinya pun menurun sehingga terjadilah proses penuaan.
Sel-sel tubuh selalu memiliki plasma membran atau dinding sel agar susunan sel bisa fleksibel dan fungsional serta tidak pecah dan rusak. Membran sel dihasilkan dari susunan Biomolecular yang dilepas dari Phospholipid dan protein. Dan lebih dari separo membran sel tubuh adalah phospholipid.
Untuk menjaga sel agar tetap utuh dan tidak rusak maka diperlukan lecithin, karena lecithin merupakan zat antioksidan serta sebagai cairan ekstra seluler yang meningkatkan phospholipid untuk perawatan dan perbaikan sel membran..
Selama proses penuaan dini yang dimotori radikal bebas, tubuh kehilangan beberapa alat penerima cholinergic yang berada pada sel-sel diantara lapisan-lapisan tipis dari bermacam-macam sistem tubuh yang menjadikan mereka seharusnya bisa menerima pesan-pesan secara efisien yang disampaikan oleh sistem syaraf serta disertai perubahan yang menyolok pada kelenturan dan pengerutan didalam otot, terutama pada jaringan pengikat yang sering disebut kalogen, juga berdampak pada hilangnya ingatan jangka pendek, kulit bersisik atau timbulnya flek-flek hitam pada wajah serta tubuh.
Lecithin sebagai anti penuaan dini memiliki korelasi yang lebih baik untuk menjadikan potensi hidup lebih panjang atau maximal life span potensial (MLSP). Pengkonsumsian Lecithin secara rutin setiap hari menjadikan seseorang memiliki kesempatan untuk hidup lebih lama.
Telah dicoba diberikan lecithin cair pada makanan seekor anjing tua dengan bulu yang rontok serta pendengaran yang rusak dan ternyata dalam waktu lima hari, anjing tersebut sudah bisa berjalan dengan tegap, bulu rambut mulai tumbuh serta pendengarannya mulai ada perbaikan dan setelah dikunsumsi selama dua minggu anjing bisa lari kembali dengan pendengaran yang penuh.
Lecithin telah dicoba ditambahkan pada makanan orang tua yang kehilangan keseimbangan tubuh serta pendengarannya kurang, maka dia bisa berdiri dan berjalan kembali dengan keseimbangan yang baik serta tidak gemetar tubuhnya, juga pendengarannyapun membaik.
Juga telah dicobakan kepada orang tua yang berusia lebih kurang 90 tahun dengan kondisi tidak bisa berjalan dan duduk, serta hanya terbaring ditempat tidur. Ketika menkonsumsi lecithin cair 6 sendok sehari maka dalam waktu 4 hari sudah mampu duduk kembali, hingga tulisan ini ditulis menjelang dua minggu sudah bisa berdiri serta berjalan sambil berpegangan, serta bicaranya yang tadinya seperti tidak terkontrol serta bingung (demensia) menjadi baik.
Juga telah dilaporkan oleh Safford, F and B. Baumel dalam tulisannya “Testing the effects of Dietary Lecithin on Memory in the Elderly“ bahwa lecithin memperbaiki ingatan pada orang-orang tua.
Pengkonsumsian lecithin yang tinggi menjadikan kulit lebih halus, serta menjadikan kulit menjadi kuning terang dan bercahaya, kulit tubuh akan nampak lebih indah dan cantik alami tanpa polesan dari luar, hal ini disebabkan karena lecithin tersimpan pada jaringan epitel, keadaan ini disebut lecithinodermia dan hal ini sebagai pertanda yang menguntungkan disamping kulit yang bagus juga kita dapat mengidentifikasikan bahwa tubuh memiliki persediaan lecithin yang cukup bagi kesehatan serta siap dipergunakan jika sewaktu-waktu diperlukan.

LECITHIN MENANGGULANGI KEBOTAKAN
Rambut merupakan salah satu bagian dari kecantikan tubuh sehingga sering dikatakan bahwa rambut adalah mahkota.
Rambut merupakan alat petunjuk pertama yang baik bagi kesehatan tubuh, karena bila tubuh kekurangan nutrisi maka rambut akan memperlihatkan warna kusam, kering, bercabang, tidak bercahaya, tipis, rontok, serta kulit kepala bersisik. Kerontokan rambut sering menjadikan masalah, apalagi jika sampai menimbulkan masalah kebotakan.
Rambut rontok, kusam, bercabang serta kebotakan disebabkan karena folikel rambut mengerut serta tidak aktif, hal ini diakibatkan karena peredaran darah tidak bisa lancar kearah kulit kepala, juga kualitas dan kuantitas darah yang mencapai folikel mengalami kekurangan nutrisi maka pertumbuhan rambutpun menjadi masalah, sehingga keindahan rambutpun akan terganggu.
Telah dibuktikan dalam sebuah penelitian bahwa timbulnya rambut putih disebabkan karena kekurangan asam pantotenat. Boron, riboflafin, asam lemak essensial (Monounsaturated fat dan Polyunsaturated fat) dan antioksidan juga sangat penting dalam memperlambat proses pemutihan rambut.
Telah dicoba kepada beberapa orang yang mengalami masalah kebotakan dengan mengkonsumsi lecithin sehari 3 kali dan dalam waktu satu sampai dua minggu rambut mulai tumbuh dari kepala yang mengalami kebotakan, hal ini disebabkan karena lecithin mampu memperbaiki Colinergik pada arteri dan vena rambut serta kulit sehinga peredaran darah menjadi lancar serta folikel rambut yang mengerut menjadi normal dan aktif kembali demikian juga dengan nutrisi dari lecithin yang dibawa darah ke arah folikel rambut menjadi lebih baik sehingga warna rambutpun mencadi lebih bercahaya serta tidak bercabang.

Bagus yaaa artikelna??!!! ehehehe... Begitu banyaknya manfaat kacang kedelai yang jadi bahan utama pembuatan tempe tahu dan jadi pelanggan tetap hidangan di meja-meja makan keluarga Indonesia.. Jadi benar dunk info selama ini kalo tempe emang punya banyak manfaat.... Semoga tidak ada lagi orang yang menganggap enteng tahu tempe yang terhidang di atas meja.. Murah meriah tapi punya segudang manfaat buat kesehatan tubuh.. Kenapa tidak?? =)