Surat dari Yesus

Halo, Blog....agak lama yaaa ga ngisi kMu lagi...><' muup...
well,, aQ punya renungan ni.... aQ ingat dulu pertama kali liat renungan ini pas dapat buletin daRi geReja Ijen waktu aQ masih kuliah semester awal di UNibraw....uda lama banget yakk?!.. Renungan ini berkesan banget bagiQu jadi aQ tempel di dinding kamar kos...berhubung uda termakan usia kertasna... :D jadi aQ memutuskan untuk menuliskannya kembali supaya bisa awet dan syukur2 kalo bisa aQ share ke teman2 lainna..^^ 

Enjoy Reading...!! ^___^

***************************************************************************
Anakku yang terkasih,,

Kadangkala hidup mengharuskanmu menangis tanpa sebab… Kau merasa sudah berbuat baik dan benar, tetapi masih banyak kritikan yang dialamatkan kepadamu..Kau mengira keputusan yang kau ambil sudah tepat, ternyata perkiraanmu keliru.

Jangan Putus Asa!Bangkitlah!Matahari tanpa sinar tidak layak disebut matahari. Demikian juga dengan dirimu. kau adalah matahari yang seharusnya memancarkan sinar, sekalipun mendung kelabu menutupi pandangan orang untuk melihat keindahan cahayamu..
Anakku yang terkasih, Aku sering melihatmu marah ketika kau melihat orang lain berhasil. Untuk apa kau menginginkan keberhasilan orang lain? Bukankah Aku telah menyediakan suksesmu sendiri? Kau tidak pernah mengejarnya, jadi kau tidak pernah bisa memilikinya! Matamu tidak terfokus pada rancanganKu yang dahsyat atas hidupmu, melainkan tertuju kepada karyaKu yang luar biasa terhadap orang lain. jadilah seperti air. Selalu mengalir, melewati semua benda, menembus semua sisi dan tanpa batas. 

Anakku, jangan mau dikalahkan keadaan, tetapi kalahkan keadaan.

AnakKu yang terkasih, Jangan sakit hati ketika kau ditegur, padahal kau merasa sudah mengerjakan yang terbaik. Sakit hati itu hanya akan membuat tidurmu tidak nyenyak dan perasaanmu tidak nyaman. Buanglah itu dari hatimu dan pikiranmu! Kuasailah dirimu sedemikian rupa sehingga kamu bisa mengatasi perasaan diperlakukan tidak adil, dilecehkan, diremehkan atau dikhianati oleh sesamamu. Bukankah memang untuk itu kau hidup?Untuk melihat kenyataan bahwa di dunia ini yang paling mengerti perasaanmu dan menerima dirimu apa adanya hanya Aku? Jauhilah segala bentuk kemarahan tetapi jangan jauhi Aku!

Anakku, ingatlah hal ini baik-baik. Aku selalu membuka tanganKu lebar-lebar untuk memberimu rasa aman, kapanpun kau membutuhkannya. Aku senantiasa menyiapkan bahu untuk tempat kepalamu bersandar dan mencurahkan tangis. Aku melakukannya karena Aku sungguh-sungguh peduli padamu!


Ayah yang selalu mengasihimu,

Yesus